Kamis, 08 Juli 2021

Juli 08, 2021

 

1.      Pencampuran

Pencampuran adalah salah satu operasi farmasi yang paling umum. Sulit untuk menemukan produk farmasi dimana pencampuran tidak dilakukan pada tahap pengolahan. Pencampuran dapat didefinisikan sebagai proses di mana dua atau lebih komponen dalam kondisi campuran terpisah atau kasar diperlakukan sedemikian rupa sehingga setiap partikel dari salah satu bahan terletak sedekat mungkin dengan partikel bahan atau komponen lain. Proses ini melibatkan pencampuran gas, cairan atau padatan dalam setiap kombinasi dan rasio dua atau lebih komponen yang mungkin (Madinah, 2008).

Proses pencampuran merupakan proses yang sangat penting sebelum dilakukan pengempaan tablet. Pencampuran bertujuan untuk memperoleh campuran yang homogen antar partikel partikel penyusunnya(Voight,1995)

 

2.      Tujuan pencampuran

Untuk memastikan bahwa ada keseragaman bentuk antara bahan tercampur yang dapat ditentukan dengan mengambil sampel dari bagian terbesar bahan dan menganalisisnya, yang harus mewakili komposisi dari keseluruhan campuran.Untuk memulai atau meningkatkan reaksi fisika atau kimia seperti difusi, disolusi, dll (Madinah, 2008). Umumnya pencampuran dilakukan untuk memperoleh jenis produk berikut.Ketika dua atau lebih cairan misibel dicampur bersama-sama, hasilnya dikenal sebagai larutan nyata.Ketika dua cairan imisibel dicampur dengan agen pengemulsi, hasilnya dikenal sebagai emulsi.Ketika padatan dilarutkan dalam suatu pembawa, hasilnya dikenal sebagai larutan.Ketika padat tidak larut dilarutkan dalam suatu pembawa, hasilnya dikenal sebagai suspensi.Ketika padatan atau cairan dicampur dengan basis semi padat, hasilnya dikenal sebagai salep atau supositoria.Ketika dua atau lebih bahan padat bersama, diperoleh serbuk yang bila diisi ke dalam kapsul dikenal sebagai kapsul dan ketika dikompresi di bawah tekanan tinggi disebut tablet (Madinah, 2008).

3.      Campuran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a.       Campuran Positif

Jenis campuran ini terbentuk ketika dua atau lebih gas atau cairan misibel dicampur bersama-sama melalui proses difusi. Dalam hal ini tidak diperlukan energi, cukup hanya dengan memberikan waktu untuk pembentukan larutan. Jenis bahan ini tidak memberikan masalah dalam pencampuran (Bhatt & Agrawal, 2007).

b.      Campuran Negatif

Campuran jenis ini terbentuk ketika padatan tidak terlarut dicampur dengan pembawa untuk membentuk suspensi atau ketika dua cairan tidak saling larut yang dicampur untuk membentuk emulsi. Pencampuran ini lebih sulit disiapkan dan memerlukan tingkat pencampuran yang lebih tinggi dengan kekuatan eksternal karena ada kecenderungan komponen campuran ini terpisah kecuali jika terus diaduk (Bhatt & Agrawal, 2007).

c.       Campuran Netral

Banyak produk farmasi seperti pasta, salep, dan serbuk tercampur adalah contoh campuran netral. Produk tersebut statis dan komponennya tidak memiliki kecenderungan bercampur secara spontan tetapi sekali tercampur, mereka tidak akan terpisah dengan mudah (Bhatt & Agrawal, 2007).

Dalam semua jenis campuran, pencampuran dicapai dengan menerapkan satu atau lebih dari mekanisme berikut:

a.       Convective mixing : selama convective mixing perpindahan sekelompok partikel dalam jumlah besar terjadi dari satu bagian powder bed ke bagian yang lain. Convective mixing disebut sebagai pencampuran makro.

b.      Shear mixing : Selama shear mixing gaya geser terbentuk dalam massa bahan dengan menggunakan agitator arm atau blast of air.

c.       Diffusive mixing : Selama diffusive mixing, bahan-bahan miring sehingga gaya gravitasi menyebabkan lapisan atas tergelincir dan difusi partikel individu berlangsung di atas permukaan yang baru dikembangkan. Diffusive mixing disebut sebagai pencampuran mikro (Bhatt & Agrawal, 2007)

4.      Campuran interaktif

campuran yang sedemikian homogen yang di mana dua komponen menempel satu sama lain untuk membentuk suatu unit atau granul. Campuran interaktif terdiri dari partikel pembawa dan pertikel terbawanya yang merupakan partikel bahan aktif yang berukuran micronized (Brigdewater, 1976). Sebuah partiker micronized dalam campuran interaktif adalah unit terkecil sampel dari campuran serbuk dan memiliki komposisi ampir identik dengan semua campuran unit lainnya dalam campuran serbuk. Metode campuran interaktif dapat di gunakan dengan mencampur partikel pembawa yang kasar dengan komponen obat baik untuk waktu yang relatif lama sehingga partikel – partikel halus obat dapat menempel permukaan partikel pembawa dengan adhesi kekuatan (Vikas, 2008). Campuran interaktif mempunyai keuntungan karena ukuran partikel pembawanya tidak harus sama dan banyaknya partikel yang melekat pada partikel pembawa berbeda-beda satu dengan lainnya (Hersey,1977). Campuran interaktif juga memiliki bebrapa keuntungan yang lainnya yaitu untuk menghasilakan campuran serbuk yang homogen, meningkatkan laju disolusi obat yang kelarutannya rendah di dalam air dan untuk meningkatkan sifat permukaan obat atau bahan pembawanya. (Vikas, 2008).

Pencampuran interaktif merupakan suatu proses untuk mendapatkan campuran yang homogen dan stabil.Salah satu komponen harus berbentuk partikel halus dan kohesif, umumnya partikel yang berukuran kecil dari 100  m yang gravitasinya sangat kecil. Campuran yang dihasilkan merupakan penempelan partikel-partikel halus dan partikel lain yang lebih besar. Penempelan ini dikarenakan adanya gaya adhesi antar permukaan partikel.Keuntungan dari metode ini partikelnya tidak harus mempunyai ukuran, bentuk, distribusi maupun berat jenis yang sama. (Soebagyo,1986;cit.Mustofa,2002)

 

5.      Pencampuran Acak

Pencampuran acak merupakan proses pencampuran yang terjadi karena partikel-partikel penyusunnya dipisah dan dicampur lagi secara berulang-ulang sehingga didapatkan kesempatan yang sama bagi setiap partikel berada disetiap bagian campuran pada setiap waktu.

Dalam campuran acak tidak terdapat gaya adhesi maupun kohesi antar partikel penyusunnya, partikel-partikel dalam campuran acak terutama dipengaruhi oleh gaya gravitasi. (Soebagyo,1986;cit.Mustofa,2002)

 

DAFTAR PUSTAKA

Madinah J. 2008. Tech Lectures for the Pharmacy Technician: Section XXIV – Principles of                               Compounding. USA: Tech Lectures®.

Bhatt B, Agrawal SS. 2007. Pharmaceutical Engineering. New Delhi: Delhi Institute of                                     Pharmaceutical Science and Research.

Vikas V., V, Mirakor., Sasikumar M., Parikshit C., and Avdhoot L.2008. HPTLC Method for Determination of Colchicine in a Pharmaceutical Formulation.Journal of Planar Chromatography. Vol 21(3) :187-189.

C.W. Yip and J.A. Hersey .1977. Segregation in ordered powder mixtures. Powder Technol 16: 149–150.

Soebagyo,S.S., 1986 , Investigation Of Drug Homogenity And Segregation In Interaction Drug System, Thesis. University Of Quesland , Australia

Voigt,R., 1995, Lehrbuch Der Pharmazautischen Tegnologie, Verlag Volk Und Gesundheit Berlin,Jerman.

 Cit : Mustofa, 2002, Pengaruh Kadar Mg Stearat Terhadap Sifat Fisis Dan Pelepasan Vitamin C Tablet Kempa Langsung Dengan Filler-Binder Di-Cafosa/Avicel Ph-102,Skripsi, Fakultas Farmasi Ugm,Yogyakarta,12.


                                                <3 SEMOGA BERMANFAAT <3

0 komentar:

Posting Komentar