1. Pencampuran
Pencampuran
adalah salah satu operasi farmasi yang paling umum. Sulit untuk menemukan
produk farmasi dimana pencampuran tidak dilakukan pada tahap pengolahan.
Pencampuran dapat didefinisikan sebagai proses di mana dua atau lebih komponen
dalam kondisi campuran terpisah atau kasar diperlakukan sedemikian rupa
sehingga setiap partikel dari salah satu bahan terletak sedekat mungkin dengan
partikel bahan atau komponen lain. Proses ini melibatkan pencampuran gas,
cairan atau padatan dalam setiap kombinasi dan rasio dua atau lebih komponen
yang mungkin (Madinah, 2008).
Proses
pencampuran merupakan proses yang sangat penting sebelum dilakukan pengempaan
tablet. Pencampuran bertujuan untuk memperoleh campuran yang homogen antar
partikel partikel penyusunnya(Voight,1995)
2. Tujuan
pencampuran
Untuk
memastikan bahwa ada keseragaman bentuk antara bahan tercampur yang dapat
ditentukan dengan mengambil sampel dari bagian terbesar bahan dan
menganalisisnya, yang harus mewakili komposisi dari keseluruhan campuran.Untuk
memulai atau meningkatkan reaksi fisika atau kimia seperti difusi, disolusi,
dll (Madinah, 2008). Umumnya pencampuran dilakukan untuk memperoleh jenis
produk berikut.Ketika dua atau lebih cairan misibel dicampur bersama-sama,
hasilnya dikenal sebagai larutan nyata.Ketika dua cairan imisibel dicampur
dengan agen pengemulsi, hasilnya dikenal sebagai emulsi.Ketika padatan
dilarutkan dalam suatu pembawa, hasilnya dikenal sebagai larutan.Ketika padat
tidak larut dilarutkan dalam suatu pembawa, hasilnya dikenal sebagai
suspensi.Ketika padatan atau cairan dicampur dengan basis semi padat, hasilnya
dikenal sebagai salep atau supositoria.Ketika dua atau lebih bahan padat
bersama, diperoleh serbuk yang bila diisi ke dalam kapsul dikenal sebagai
kapsul dan ketika dikompresi di bawah tekanan tinggi disebut tablet (Madinah,
2008).
3. Campuran
dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Campuran
Positif
Jenis
campuran ini terbentuk ketika dua atau lebih gas atau cairan misibel dicampur
bersama-sama melalui proses difusi. Dalam hal ini tidak diperlukan energi,
cukup hanya dengan memberikan waktu untuk pembentukan larutan. Jenis bahan ini
tidak memberikan masalah dalam pencampuran (Bhatt & Agrawal, 2007).
b. Campuran
Negatif
Campuran
jenis ini terbentuk ketika padatan tidak terlarut dicampur dengan pembawa untuk
membentuk suspensi atau ketika dua cairan tidak saling larut yang dicampur
untuk membentuk emulsi. Pencampuran ini lebih sulit disiapkan dan memerlukan
tingkat pencampuran yang lebih tinggi dengan kekuatan eksternal karena ada
kecenderungan komponen campuran ini terpisah kecuali jika terus diaduk (Bhatt
& Agrawal, 2007).
c. Campuran
Netral
Banyak
produk farmasi seperti pasta, salep, dan serbuk tercampur adalah contoh
campuran netral. Produk tersebut statis dan komponennya tidak memiliki
kecenderungan bercampur secara spontan tetapi sekali tercampur, mereka tidak
akan terpisah dengan mudah (Bhatt & Agrawal, 2007).
Dalam
semua jenis campuran, pencampuran dicapai dengan menerapkan satu atau lebih
dari mekanisme berikut:
a. Convective
mixing : selama convective mixing perpindahan sekelompok partikel dalam jumlah
besar terjadi dari satu bagian powder bed ke bagian yang lain. Convective
mixing disebut sebagai pencampuran makro.
b. Shear
mixing : Selama shear mixing gaya geser terbentuk dalam massa bahan dengan
menggunakan agitator arm atau blast of air.
c. Diffusive
mixing : Selama diffusive mixing, bahan-bahan miring sehingga gaya gravitasi
menyebabkan lapisan atas tergelincir dan difusi partikel individu berlangsung
di atas permukaan yang baru dikembangkan. Diffusive mixing disebut sebagai
pencampuran mikro (Bhatt & Agrawal, 2007)
4. Campuran
interaktif
campuran yang sedemikian homogen yang di mana dua
komponen menempel satu sama lain untuk membentuk suatu unit atau granul.
Campuran interaktif terdiri dari partikel pembawa dan pertikel terbawanya yang
merupakan partikel bahan aktif yang berukuran micronized (Brigdewater, 1976).
Sebuah partiker micronized dalam campuran interaktif adalah unit terkecil
sampel dari campuran serbuk dan memiliki komposisi ampir identik dengan semua
campuran unit lainnya dalam campuran serbuk. Metode campuran interaktif dapat di
gunakan dengan mencampur partikel pembawa yang kasar dengan komponen obat baik
untuk waktu yang relatif lama sehingga partikel – partikel halus obat dapat
menempel permukaan partikel pembawa dengan adhesi kekuatan (Vikas, 2008).
Campuran interaktif mempunyai keuntungan karena ukuran partikel pembawanya
tidak harus sama dan banyaknya partikel yang melekat pada partikel pembawa
berbeda-beda satu dengan lainnya (Hersey,1977). Campuran interaktif juga
memiliki bebrapa keuntungan yang lainnya yaitu untuk menghasilakan campuran
serbuk yang homogen, meningkatkan laju disolusi obat yang kelarutannya rendah
di dalam air dan untuk meningkatkan sifat permukaan obat atau bahan pembawanya.
(Vikas, 2008).
Pencampuran interaktif merupakan suatu proses untuk
mendapatkan campuran yang homogen dan stabil.Salah satu komponen harus
berbentuk partikel halus dan kohesif, umumnya partikel yang berukuran kecil
dari 100
5. Pencampuran
Acak
Pencampuran acak merupakan proses pencampuran yang
terjadi karena partikel-partikel penyusunnya dipisah dan dicampur lagi secara
berulang-ulang sehingga didapatkan kesempatan yang sama bagi setiap partikel
berada disetiap bagian campuran pada setiap waktu.
Dalam campuran acak tidak terdapat gaya adhesi
maupun kohesi antar partikel penyusunnya, partikel-partikel dalam campuran acak
terutama dipengaruhi oleh gaya gravitasi. (Soebagyo,1986;cit.Mustofa,2002)
DAFTAR PUSTAKA
Madinah
J. 2008. Tech Lectures for the Pharmacy Technician: Section XXIV – Principles
of
Compounding. USA: Tech Lectures®.
Bhatt
B, Agrawal SS. 2007. Pharmaceutical Engineering. New Delhi: Delhi Institute
of Pharmaceutical Science and Research.
Vikas
V., V, Mirakor., Sasikumar M., Parikshit C., and Avdhoot L.2008. HPTLC Method
for Determination of Colchicine in a Pharmaceutical Formulation.Journal of
Planar Chromatography. Vol 21(3) :187-189.
C.W.
Yip and J.A. Hersey .1977. Segregation in ordered powder mixtures. Powder
Technol 16: 149–150.
Soebagyo,S.S.,
1986 , Investigation Of Drug Homogenity And Segregation In Interaction Drug
System, Thesis. University Of Quesland , Australia
Voigt,R.,
1995, Lehrbuch Der Pharmazautischen Tegnologie, Verlag Volk Und Gesundheit
Berlin,Jerman.
Cit : Mustofa, 2002, Pengaruh Kadar Mg Stearat
Terhadap Sifat Fisis Dan Pelepasan Vitamin C Tablet Kempa Langsung Dengan
Filler-Binder Di-Cafosa/Avicel Ph-102,Skripsi, Fakultas Farmasi Ugm,Yogyakarta,12.
<3 SEMOGA BERMANFAAT <3
0 komentar:
Posting Komentar