MAKALAH
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT
TABLET
SALUT ENTERIK
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar
belakang
Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani,
maupun nabati dalam dosis layak dapat
menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut gejalanya Kerja
farmakologi senyawa obat berhubungan dengan kadar obat dalam tubuh yang
ditentukan oleh berbagai macam faktor, antara lain: karakteristik individu
(ras, bobot badan, keadaan fisiologis, dll.), rute pemberian , bentuk sediaan
obat ya ng diberikan, dll. Dua Faktor
yang terakhir berkaitan dengan ketersediaan hayati yang dapat dihasilkan oleh
masing-masing rute pemberian dan sediaan obat tersebut.
Sehubungan dengan masalah ketersediaan hayati
tersebut di atas, maka untuk mendapatkan efek terapeutik yang sama atau kadar
obat dalam tubuh yang sama, dosis yang harus diberikan pada tiap rute dan
bentuk sediaan obat harus disesuaikan. Khusus untuk sediaan-sediaan yang lepas
segera seperti sediaan tablet salut enterik.
2. Rumusan
masalah
1. Apa
yang dimaksud tablet salut enterik?
2. Apa
syarat bahan penyalut enterik?
3. Apa
tujuan penyalutan enterik ?
4. Apa
permasalah yang timbul dalam penyalutan?
5. Bagaimana
formulasi tablet salut enterik?
6. Bagaimana
cara pembutan tabet salut enterik?
7. Apa
sajakah yang menjadi contoh tablet salut enterik
3. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian tablet salut enterik
2. Mengetahui
syarat bahan penyalut enterik
3. Mengetahui
tujuan penyalutan enterik
4. Mengetahui
permasalah yang timbul dalam penyalutan
5. Mengetahui
formulasi tablet salut enterik
6. Mengetahui
cara pembuatan tablet salut enterik
7. Mengetahui
berbagai macam contoh tablet salut enterik
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Tablet
menurut FI adalah sediaan padat kompak , dibuat secara kempa cetak dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler. Kedua permukaannya rata atau cembung mengandung
satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (farmakope Indonesia
edisi III,1979).
Tablet
adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata atau
cembung rangkap, umumnya bulat
mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat
berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat
pembasah atau zat lain yang cocok
(Ansel, 1982).
Tablet baik digunakan
untuk tujuan pengobatan lokal atau sistemik.
Pengolongan tablet untuk pengobatan lokal misalnya : (Anief,1988 :210)
1.
Tablet untuk vagina, berbentuk seperti
amandel, oval dan digunakan sebagai anti infeksi, anti fungi, penggunaan hormone
secara lokal.
2.
Lozenges, trochisci, digunakan untuk
efek lokal di mulut dan di tenggorokan,
umumnya digunakan sebagai anti infeksi.
Pengobatan untuk mendapatkan efek
sistemik, selain tablet biasa yang ditelan masuk perut terdapat pula yang lain
seperti : (Anief, 1988 : 210-211)
1.
Tablet bukal, digunakan dengan cara
dimasukkan di antara pipi dan gusi dalam rongga mulut, biasanya berisi hormon
steroid, absorpsiterjadi melalui mukosa mulut masuk peredaran darah.
2.
Tablet sublingual, digunakan dengan
jalan dimasukkan di bawah lidah, biasanya berisi hormon steroid. Absorbsi
terjadi mukosa masuk peredaran darah. Tablet nitroglycerinum juga merupakan
tablet sublingual karena cepat memberi efek pada jantung dan bila melalui
lambung akan rusak.
3.
Tablet implantasi, berupa pellet, bu;at
atau oval pipih, steril dimasukkan secacara implantasi dalam kulit badan.
Sedangkan tablet hipodermik dilarutkan dalam air steril untuk injeksi untuk
disuntikkan di bawah kulit.
Tablet digolongkan berdasarkan metode
pembuatan, berdasarkan distribusi obat dalam tubuh, berdasarkan jenis bahan
penyalut. Penyalutan tablet bertujuan melindungi zat aktif dari udara,
kelembapan, atau cahaya ; menutup rasa dan bau yang tidak enak; membuat
penampilan lebih baik; dan mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna.
Tablet salut terdiri atas beberapa macam yaitu tablet salut biasa (dragee),
tablet salut selaput(film-coated tablet), tablet salut enterik ( enteric-coated
tablet), tablet lepas lambat ( sustained-release tablet) (Syamsuni, ).
Tablet
harus memenuhi syarat sebagai berikut:
(Formularium nasional edisi .I, 1966)
a) Keseragaman
Ukuran
Diameter tablet tidak
lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 Vz tebal tablet.
b) Keseragaman
Bobot
Tablet
tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai
berikut: Timbang 20 tablet, hitung bobot
rata-rata tiap tablet. Jika
ditimbang satu persatu, tidak boleh dari 2 tablet yang masing- masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih besar dari harga yang ditetapkan
kolom A, dan tidak 1 tablet pun yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih harga yang ditetapkan
kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, maka dapat digunakan 10 tablet; tidak 1 tabletpun yang
bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A
dan tidak 1 tablet pun yang bobotnya
menyimpang lebih besar dari bobot rata - rata yang ditetapkan kolom B.
c) Waktu
hancur tablet tidak bersalut enterik
Tablet
dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal
dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan
lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari
15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan
bersalut selaput. Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian
menggunakan tablet satu persatu, kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan
cakram penuntun.
Tablet
bersalut gula adalah tablet yang disalut dengan larutan gula atau zat lain yang
cocok dengan atau tanpa penambahan zat warna. Tablet besalut kempa adalah
adalah tablet yang disalut dengan kempa cetak dengan massa granulat yang
terdiri dari laktosa, kalsium fosfat atau zat lain yang cocok. Tablet bersalut
selaput adalah tablet yang disalut dengan lapisan yang dimuat dengan cara
pengendapan zat penyalut dari pelarut yang cocok. Tablet bersalut enterik
adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut yang relatif tidak larut dalam asam lambung, tetapi larut
dan hancur dalam lingkungan basa usus halus (farmakope Indonesia edisi III,
1979).
BAB
III
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
tablet salut enterik
Tablet bersalut enterik adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut
yang relative tidak larut dalam asam lambung, tetapi larut dan hancur dalam
lingkungan basa usus halus. Disebut juga tablet lepas tunda jika obat dapat rusak atau inaktif karena
cairan lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung, diperlukan penyalut
enteric yag bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati
lambung.
2.
Syarat
bahan penyalut enterik
Suatu bahan
penyalut enterik yang baik harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1.
Tahan terhadap cairan lambung.
2.
Rentan terhdap cairan usus atau
permeable terhadap cairan usus.
3.
Dapat bercampur dengan sebagai besar
komponen larutan penyalut dan bahan dasar obat.
4.
Stabil dalam bentuk tunggalnya atau di
dalam larutan penyalut.Lapisan tipis ini tidak mudah berubah terhadap
penyimpanan.
5.
Membentuk lapisan tipis.
6.
Tidak toksis.
7.
Biayanya murah.
8.
Mudah di pakai tanpa harus menggunakan
alat.
9.
Dapat dengan mudah dicetak atau lapisan tipis
dapat digunakan pada tablet yang tidak ditatah. (Lachman.L,1994)
3.
Tujuan
penyalutan enterik
Beberapa alasan penting untuk bahan penyalut enterik
adalah sebagai berikut :
1.
Untuk melindungi obat-obat yang tidak
tahan asam terhadap cairan lambung, misalnya enzim-enzim dan beberapa
antibiotik tertentu.
2.
Untuk mencegah nyeri pada lambung atau
mual karena iritasi dari suatu bahan obat ,misalnya natrium salisilat
3.
Untuk melepaskan obat agar di dapat efek
local di dalam usus,seperti antiseptic usus dapat melepaskan bentuk obatnya
hanya di usus dan menghindari penyerapan sitemis dalam lambung.
4.
Untuk melepaskan obat-obat yang diserap
secara optimal di dalam usus halus sebagai penyerapan.
5.
Untuk memberikan suatu komponen yang
penglepasannya di tunda sebagai aksi ulang dari tablet. (Lachman.L,1994)
4.
Permasalah
yang Timbul dalam Penyalutan
1.
Pengupilan (picking) adalah pelepasan
fragmen lapis tipis penyalut dari permukaan tablet yang disalut.
a.
Penyebabnya adalah :
·
Pengeringan yang tidak cukup baik
·
Penyemprotan yang dilakukan berlebihan
b.
Pencegahannya :
·
Dengan menurunkan kecepatan penyemprotan
·
Meningkatkan suhu pengeringan,
menurunkan konsentrasi larutan penyalut
·
Penambahan gula lebih dari 10% dari
bobot polimer dalam larutan.
2.
Keretakan : terlihat selama penyalutan
atau penyimpanan tablet yang sudah disalut.
a.
Penyebabnya :
·
Tegangan di dalam lapisan penyalut lebih
besar dari rentang dan adhesi dari larutan penyalut.
b.
Pencegahannya :
·
Penambahan plasticizer lebih dari 20%
berat HPMC
·
Menggunakan HPMC viskositas tinggi
·
Memperbaiki kerapuhan tablet inti
3.
Pembentukan jembatan : hal ini terjadi
karena pengaruh adhesi pada permukaan tablet yang bergaris atau ada huruf logo
yang terletak pada permukaan. Pencegahan dengan penambahan PEG 6000 dalam
jumlah 20-30% dari berat HPMC.
4.
Burik (molting) : cacat dimana warna
tidak terkontribusi secara homogen pada permukaan tablet. Pencegahannya dengan
mendispersikan zat warna secara homogen dalam larutan penyalut.
5.
Pengelupasan (orange peel) merupakan
tahap lanjut dari tahap pengupilan.
a.
Penyebab :
·
Formula larutan penyalut yang tidak
sesuai
·
Operasi penyalutan yang tidak baik
·
Terjadi penetesan larutan dari alat
penyemprot
b.
Pencegahan :
·
Menurunkan konsentrasi polimer
·
Menurunkan kecepatan penyemprotan
6.
Variasi warna antar tablet hal ini
terjadi karena variasi antar tablet dari sejumlah tablet yang disalut.
a.
Pencegahan :
·
Pengaturan formulasi larutan penyalut
·
Digunakan penyalutan dengan prinsip
”fluidized bed”
(Aulton, 1988).
5.
Formulasi
tablet salut enterik
Untuk membuat tablet diperlukan zat tambahan berupa
zat pengisi, zat pengikat, zat penghancur, dan zat pelicin. Zat pengisi
dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet (Biasanya digunakan Saccharum
Lactis, Amylum Manihot, Calcii Phoshas, Calcii Carbonas dan zat lain yang
cocok). Zat pengikat dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat
merekat (Biasanya digunakan adalah mucilage Gummi Arabica 10 - 20% (panas),
Solutio Methylcellulosum 5%). Zat penghancur, dimaksudkan agar tablet dapat
hancur dalam perut (Biasanya yang digunakan adalah Amylum Manihot kering, Gelatinum,
Agar - agar. Natrium Alginat). Zat pelicin, dimaksudkan agar tablet tidak lekat
pada cetakan. Biasanya digunakan Talcum 5%, Magnesii Stearas, Acidum
Stearanicum. Zat Penyalut mengandung bahan yang akan dilekatkan ke permukaan
tablet, dan juga mengandung pelarut yang bertindak sebagai pembawa bahan-bahan
tersebut. Pelarut ini harus dihilangkan selama proses penyalutan.
Sebagai bahan salut enteric adalah campuran serbuk
lilin karnauba atau asam stearat dan serabut tumbuh-tumbuhan dari agar-agar
atau kilit pohon elm. Bila tablet ditelan, serabut tersebut akan menghisap air,
mengembang dan terjadi proses penghancuran. Dengan mengatur rasio serabut
tumbuh-tumbuhan dan mengubah tebalnya salut, waktu hancur yang diperlukan dan
dikontrol. Penyalut enteric yang memuaskan ialah dengan Cellulose Acetatis
Phthalatum. Tablet salut enteric adalah tablet yang disalut dengan zat yang
relatif tidak larut dalam asam lambung, tetapi larut dalam usus halus.
Penyalut enteric dimaksutkan agar obatnya tidak
mengitir perut, dikehendaki agar obat berkhasiat dalam usus dseperti
antelmintika, menghindari obat menjadi inaktif dalam cairan lambung, yaitu
karena pH rendah atau dirusak enzim
digestif dalam perut.
6.
Pembuatan
tablet salut enterik
Siapkan kondisi ruang produksi pada grey area/kelas
III, syarat (CPOB 2001 lampiran 3.10a hal 60). Jumlah cemaran partikel/m3 µm
max sebanyak 3,5 juta, cemaran partikel/m3 > 5µm max sebanyak 20 ribu,
jumlah cemaran mikroba/m3 max sebanyak 500, efisiensi saringan 95%, pertukaran
udara >20 kali/jam, temperature 250C, humidity 55%.
Siapkan peralatan. Alat sudah dibersihkan dengan
aqua, typol 0,1%, EtOH 75% dan terakhir aqua kembali. Beri label telah
dibersihkan. Set peralatan sesuai dengan master formula untuk produk yang akan
diproduksi. Beri label siap digunakan.
karyawan
harus sehat dan tidak berpenyakit menular. Di ruang ganti pakaian, karyawan
harus melepas sepatu, mencuci tangan dengan menggunakan cairan anti septic
khusus, keringkan lalu mengganti pakaian rumah dengan pakaian khusus produksi,
kenakan tutupm kepala, sarung tangan dan masker. Karyawan masuk ke ruang
produksi melalui air lock dengan kaki kanan, kenakan sepatu khusus, lalu kaki
kiri dan kenakan juga sepatu khusus.
Bahan pengemas primer diambil dari gudang dalam
kemasan sesuai master formula/CPB produk yang akan diproduksi. Kirim ke ruang
produksi melalui air lock khusus bahan kemasan primer.
Bahan baku diambil dari gudang bahan baku. Kirim ke
ruang penimbangan timbang sesuai master formula
Bahan kemas skunder diambil dari gudang bahan kemas
sesuai master formula/CPB produk yang akan diproduksi. Kirim ke ruang packing
skunder. Cek nomor batch dan tanggal ED sesuai master formula
Diruang produksi dapat membuat tablet dengan cara :
a.
Granulasi basah
1.
Zat aktif + pengikat + penghancur dalam
+ pengisi, mixing dalam litterfold lodige machine 1500 rpm selama 30 menit.
2.
Alcohol sebagai pembasah disemprot
melalui mikropiston ke dalam mesin sehingga di dapat masa lembab seperti
butiran salju
3.
Masa dimasukkan ke dalam oscilating
granulatory dan dilewatkan hingga didapat granul dengan ukuran 40 mesh.
4.
Granul basah dihisap melalui pompa vakum
masuk ke fluid bed dryer selama 30 menit, temperature 600C, tekanan 30-50 psig
5. Granul
kering yang didapat, dihisap melalui vakum, dilewatkan oscilating granulatory
hingga didapat granul dengan ukuran 60 mesh.
6. Pindahkan
ke storage tank, beri label Quarantine dan lakukan IPC :
·
Homogenitas
·
Granulatory
·
Kecepatan alir
·
Kelembaban
·
Bobot jenis
7. Setelah
lulus uji release, lakukan campur kering, granul ditambah penghancur luar +
pelincir, mix didrum roller barrel 150 rpm 30 menit. (seharusnya 25 rpm selama
5 – 10 menit.jika lebih 10 menit sifat alirnya jadi hilang) (Pharmaceutical
Dosage Forms Tablet Vol 2, 2nd Edition,Herbert A Lieberman,Leon Lachman .
Marcel Dekker Inc,1989 NewYork
8. Pindahkan
ke ruang cetak, masukkan dalam corong mesin cetak tablet JCMCO yang dilengkapi
dengan 23 punch dan 2 hoppler dengan kapasitas 50 ribu tablet/jam. Cetak dengan
tekanan 4 ton/inch linear dengan permukaan punch rata ukuran 5/8 inch.
9. Tiap
15 menit lakukan kembali IPC
b.
Granulasi kering
1.
Zat aktif + pengikat + pengisi + ½ fase
luar, mixing dalam diosna machine, 1500 rpm selama 30 menit
2.
Lakukan slugging dengan menggunakan
chilsonator dengan penekanan 10 ton sehingga didapat granul 60 mesh. Pecahkan
slug dan dilewatkan pada oscilating granulatory hingga didapat granul dengan
ukuran 60(8) mesh
3.
Lakukan slugging dan pecahkan berulang
hingga didapatkan granul dengan flowbility, kompresibilitas dan anti adheren
yang baik.
4. Pindahkan
ke storage tank, beri label Quarantine dan lakukan IPC :
·
Homogenitas
·
Granulatory
·
Kecepatan alir
·
Kelembaban
·
Bobot jenis
5. Setelah
lulus uji release, lakukan campur kering, granul ditambah ½ fase luar, mix di
drum roller barrel 150 rpm 30 menit.25 RPM SELAMA 10 MENIT.
6. Pindahkan
ke ruang cetak, masukkan dalam corong mesin cetak tablet JCMCO yang dilengkapi
dengan 23 punch dan 2 hopper dengan kapasitas 50 ribu tablet/jam. Cetak dengan
tekanan 4 ton/inch linear dengan permukaan punch rata ukuran 5/8 inch.
7. Tiap
15 menit lakukan kembali IPC
c. Cetak
langsung
1. Zat
aktif + pengikat + pengisi + ½ fase luar, mixing dalam diosna machine, 1500 rpm
selama 30 menit.
2. Pindahkan
ke storage tank, beri label Quarantine dan lakukan IPC :
·
Homogenitas
·
Granulatory
·
Kecepatan alir
·
Kelembaban
·
Bobot jenis
3. Setelah
lulus uji release, lakukan campur kering, granul ditambah ½ fase luar, mix di
drum roller barrel 150 rpm 30 menit. (seharusnya 25 rpm selama 5 – 10
menit.jika lebih 10 menit sifat alirnya jadi hilang) (Pharmaceutical Dosage
Forms Tablet Vol 2, 2nd Edition,Herbert A Lieberman,Leon Lachman . Marcel
Dekker Inc,1989 NewYork
4. Pindahkan
ke ruang cetak, masukkan dalam corong mesin cetak tablet JCMCO yang dilengkapi
dengan 23 punch dan 2 hoppler dengan kapasitas 50 ribu tablet/jam. Cetak dengan
tekanan 4 ton/inch linear dengan permukaan punch rata ukuran 5/8 inch.
5. Tiap
15 menit lakukan kembali IPC:
·
Keseragaman ukuran
·
Keseragaman bobot
·
Keseragaman kandungan
6. Tiap
30 menit lakukan kembali uji IPC
·
Uji kekerasan tablet
·
Friabilitas
7. Pada
akhir pencetakan, karantina lakukan uji
·
Keseragaman kandungan
·
Disolusi tablet
8. Bila
lulus uji release, produk ruahan (ANTARA) dibawa keruang penyalutan
9. Peralatan
penyalutan telah disiapkan dan telah diberi label telah dibersihkan. Accela
cota 24 inch dengan standar 2 pengatur aliran, sistem semprot otomatisasi udara
dengan lubang 0,04 inch, sistem pompa, panci penyalut.
10. Set
dengan kondisi : kecepatan panci 12-15 rpm, temperature udara mengalir selama
proses 300C, tekanan automatisasi 30-50 psig. Beri label telah siap digunakan.
11. CAP
dilarutkan dalam etil alcohol, sorbiton mono oleat dan aseton. Larutan
dihubungkan dengan piston.
12. Tablet
dimasukkan kedalam panci penyalut. Bila kondisi telah tercapai, atur kecepatan
12-15 rpm, semprotkan penyalut dengan tekanan automatisasi 30-50 psig hingga
didapat penyalut dengan bobot 10% dari bobot sediaan tablet.
13. Bila
proses penyalutan telah selesai, karantina dan lakukan IPC
·
Estetika
·
Keseragaman bobot
·
Disolusi tablet
·
Waktu hancur
14. Bila
lulus uji release, produk ruahan dibawa ke ruang stripping (kemasan primer).
Strip (I strip a 4 tablet atau 10 tablet) dengan menggunakan stripping chuan
shiang machine. Ruangan bersuhu 240C dan kelembaban 60-70%.
15. Tiap
15 menit lakukan IPC
·
Uji kebocoran
·
Uji estetika
·
Stabilitas sediaan
·
Pengambilan produk untuk retain sample
16. Bila
lulus uji, produk yang tersusun pada rak khusus dikirim ke packing skunder.
Strip dimasukkan ke inner box a 10 strip, lalu masukkan ke outer box. Beri no
register, batch dan ED pada outer box. Cheking akhir.
17. Kirim
ke gudang produk jadi. Lakukan serah terima dari bagian produksi ke bagian
logistik.
7. Contoh
tablet salut enterik
Tablet
salut enterik adalah contoh bentuk modifikasi pelepasan obat, yang didesain
lepas di usus. Sebagai contoh aspirin mengiritasi mukosa lambung. Salut enterik
mencegah lepas dan rusaknya obat dalam pH rendah di lambung. Tablet akan lepas
di pH yang lebih tinggi di usus. Obat dalam bentuk salut enterik yang banyak
beredar di pasaran adalah Dulcolax, Natrium Diklofenak, Kalium Diklofenak.
1. Dulcolax
Ø Indikasi:
Digunakan untuk pasien
yang menderita konstipasi. Untuk persipan prosedur diagnostik, terapi sebelum
dan sesudah operasi dalam kondisi untuk mempercepat defeksi
Ø Kontra
Indikasi:
Pada pasien ileus,
abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut seperti usus
buntu, penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada pasien yang
diketahui hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam produk
Ø Komposisi:
1
tablet salut enterik mengandung 5 g:
2
4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane
(=bisacodil)
Ø Zat
tambahan:
laktosa, pti jagung,
gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia, titanium dioksida, eudragit
L100 dan S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-oksida kuning, beeswax
white, carnauba wax, shellac.
Ø Cara
Kerja Obat:
Bisacodyl adalah
laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil metan. Sebagai
laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive laxative), DULCOLAX merangsang
gerakan peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar, dan
meningkatkan akumulasi air dan alektrolit dalam lumen usus besar.
Ø Dosis
dan Cara Pemberian:
Kecuali ditentukan lain
oleh dokter dosis yang dianjurkan adalah:
a. Untuk
Konstipasi Tablet Salut Enterik
o
Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun: 2
- 3 tablet (10 - 15 mg) sekali sehari.
o
Anak-anak 6 - 12 tahun: 1 tablet (5 mg)
sekali sehari. Anak-anak di bawah 6 tahun: konsultasi dengan dokter atau
dianjurkan memakai supositoria anak.
Tablet salut enterik sebaiknya diminum pada malam hari untuk mendapatkan
hasil evakuasi pada esok paginya. Tablet mempunyai lapisan khusus, oleh karena
itu tidak boleh diminum bersama-sama dengan susu atau antasida. Tablet harus
ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya.
b. Untuk
Persiapan Prosedur Diagnostik dan Sebelum Operasi
Bila DULCOLAK digunakan
pada pasien untuk persiapan pemeriksaan radiografik abdomen atau persiapan
sebelum operasi, maka penggunaan tablet DULCOLAX harus dikombinasi dengan
supositoria, agar didapat evakuasi yang sempurna dari usus. Dosis yang
dianjurkan untuk orang dewasa adalah 2 - 4 tablet pada malam sebelumnya dan 1
sipositoria pada esok paginya.
Ø Peringatan
dan Perhatian:
Sebagaimana halnya
laktasit lainnya, DULCOLAX tidak boleh diberikan setiap hari dalam waktu yang
sama. Jika pasien setiap hari membutuhkan laktasif, harus diketahui penyebab
terjadinya konstipasi. Penggunaan berlebihan dalam waktu lama dapat
menyebabkanketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan hipokalemia, dan dapat
mengendapkan onset konstipasi balik. Pusing dan/atau syncope telah dilaporkan
pada pasien yang menggunakan DULCOLAX. Detail yang ada menunjukkan bahwa
kejadian tersebut akan terus berlanjut dengan berkurangnya kekuatan untuk
defekasi (defecation syncope), atau dengan respon vasovagal terhadap sakit
perut yang dapat berhubungan dengan konstipasi yang mendesak pasien tersebut
terpaksa menggunakan laktasif dan tidak perlu menggunakan DULCOLAX. Penggunaan
supositoria dapat menyebabkan sensasi rasa sakit dan iritasi lokal, kuhusnya
pada fisura anus dan proktitis ulserativa. Anak-anak tidak boleh menggunakan
DULCOLAX tanpa petunjuk dokter.
Ø Masa
Hamil dan Menyusui
Pengalaman menunjukkan
tidak ada bukti efek samping yang berbahaya selama kehamilan. Namun demikian,
seperti halnya obat lain, penggunaan DULCOLAX selama kehamilan harus dengan
petunjuk medis. Belum diketahui apakah bisacodiyl menembus air susu ibu atau
tidak. Oleh karena itu, penggunaan DULCOLAX selama menyusui tidak dianjurkan.
Ø Efek
Samping:
Sewaktu menggunakan
DULCOLAX, dapat terjadi rasa tidak enak pada perut termasuk kram, sakit perut,
dan diare. Reaksi alergi, termasuk kasus-kasus angiooedema dan reaksi
anafilaktoid juga dilaporkan terjadi sehubungan dengan pemberian DULCOLAX.
Ø Interaksi:
Penggunaan
bersamaan dengan diuretik atau adreno-kortikoid dapat meningkatkan risiko
ketidakseimbangan elektrolit jika DULCOLAX diberikan dalam dosis berlebihan.
Ketidaseimbangan
elektrolit dapat mengakibatkan peningkatan sensitivitas glikosida jantung.
Ø Overdosis:
v Gejala
Bila
dosis DULCOLAX terlalu tinggi, maka dapat terjadi diare, kram perut dan berkurangnya
kadar kalium serta elektrolit lainnya secara nyata.
Overdosis
kronis DULCOLAX dapat menyebabkan diare kronis, sakit perut, hipokalemia,
hiperaldosteronisme dan batu ginjal. Kerusakan tubulus ginjal, alkalosis
metabolik dan kelelahan otot akibat hipokalemia juga terjadi pada
penyalahgunaan laktasif kronis.
Ø Terapi
Dalam
waktu yang singkat setelah minum DULCOLAX, penyerapan DULCOLAX dapat dikurangi
atau dicegah dengan memaksa untuk muntah atau kuras lambung. Dalam hal ini
mungkin diperlukan penggantian cairan dan perbaikan keseimbangan elektrolit.
Ini sangat diperlukan pada pasien usia lanjut dan muda. Pemberian antipasmodik
mungkin ada manfaatnya.
Ø Penyimpanan:
Simpan
pada suhu 25 - 30 derajat C dan lindungi dari cahaya. Simpan di tempat yang
maan, jauhkan dari jangkauan anak-anak
2. Natrium
Diklofenak
Ø Indikasi:
Pengobatan akut dan kronis gejala-gejala reumatoid artritis, osteoartritis dan ankilosing spondilitis.
Pengobatan akut dan kronis gejala-gejala reumatoid artritis, osteoartritis dan ankilosing spondilitis.
Ø Kontra
Indikasi:
- Penderita yang hipersensitif terhadap diklofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau NSAIA lain.
- Penderita tukak lambung.
- Penderita yang hipersensitif terhadap diklofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau NSAIA lain.
- Penderita tukak lambung.
Ø Komposisi:
Natrium Diklofenak 25 mg Tablet Salut Enterik
Tiap tablet salut enterik mengandung: Natrium Diklofenak 25 mg.
Natrium Diklofenak 50 mg Tablet Salut Enterik
Tiap tablet salut enterik mengandung: Natrium Diklofenak 50 mg.
Natrium Diklofenak 25 mg Tablet Salut Enterik
Tiap tablet salut enterik mengandung: Natrium Diklofenak 25 mg.
Natrium Diklofenak 50 mg Tablet Salut Enterik
Tiap tablet salut enterik mengandung: Natrium Diklofenak 50 mg.
Ø Cara Kerja
Obat:
Diklofenak adalah golongan obat non steroid dengan aktivitas anti inflamasi, analgesik dan antipiretik. Aktivitas diklofenak dengan jalan menghambat enzim siklo-oksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat.
Diklofenak adalah golongan obat non steroid dengan aktivitas anti inflamasi, analgesik dan antipiretik. Aktivitas diklofenak dengan jalan menghambat enzim siklo-oksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat.
Ø Efek
Samping:
- Efek samping yang umum terjadi seperti nyeri/keram perut, sakit kepala, retensi cairan, diare, nausea, konstipasi, flatulen, kelainan pada hasil uji hati, indigesti, tukak lambung, pusing, ruam, pruritus dan tinitus.
- Peninggian enzim-enzim aminotransferase (SGOT, SGPT) hepatitis.
- Dalam kasus terbatas gangguan hematologi (trombositopenia, leukopenia, anemia, agranulositosis).
- Efek samping yang umum terjadi seperti nyeri/keram perut, sakit kepala, retensi cairan, diare, nausea, konstipasi, flatulen, kelainan pada hasil uji hati, indigesti, tukak lambung, pusing, ruam, pruritus dan tinitus.
- Peninggian enzim-enzim aminotransferase (SGOT, SGPT) hepatitis.
- Dalam kasus terbatas gangguan hematologi (trombositopenia, leukopenia, anemia, agranulositosis).
Ø Peringatan
dan Perhatian:
- Hati-hati penggunaan pada penderita dekomposisi jantung atau hipertensi, karena diklofenak dapat menyebabkan retensi cairan dan edema.
- Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi ginjal, jantung, hati, penderita usia lanjut dan penderita dengan luka atau perdarahan pada saluran pencernaan.
-Hindarkan penggunaan pada penderita porfiria hati.
- Hati-hati penggunaan selama kehamilan karena diklofenak dapat menembus plasenta.
- Diklofenak tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena diklofenak diekskresikan melalui ASI.
- Pada anak-anak efektivitas dan keamanannya belum diketahui dengan pasti.
- Hati-hati penggunaan pada penderita dekomposisi jantung atau hipertensi, karena diklofenak dapat menyebabkan retensi cairan dan edema.
- Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi ginjal, jantung, hati, penderita usia lanjut dan penderita dengan luka atau perdarahan pada saluran pencernaan.
-Hindarkan penggunaan pada penderita porfiria hati.
- Hati-hati penggunaan selama kehamilan karena diklofenak dapat menembus plasenta.
- Diklofenak tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena diklofenak diekskresikan melalui ASI.
- Pada anak-anak efektivitas dan keamanannya belum diketahui dengan pasti.
Ø Dosis dan
Cara Pemakaian:
- Osteoartritis : 2 - 3 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg.
- Reumatoid artritis : 3 - 4 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg.
- Ankilosing spondilitis : 4 kali sehari 25 mg ditambah 25 mg saat akan tidur.
Tablet harus ditelan utuh dengan air, sebelum makan.
- Osteoartritis : 2 - 3 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg.
- Reumatoid artritis : 3 - 4 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg.
- Ankilosing spondilitis : 4 kali sehari 25 mg ditambah 25 mg saat akan tidur.
Tablet harus ditelan utuh dengan air, sebelum makan.
Ø Interaksi
Obat:
- Penggunaan bersama aspirin akan menurunkan konsentrasi plasma dan AUC diklofenak.
- Diklofenak meningkatkan konsentrasi plasma digoksin, metotreksat, siklosporin dan litium sehingga meningkatkan toksisitasnya.
- Diklofenak menurunkan aktivitas obat-obatan diuretik.
- Penggunaan bersama aspirin akan menurunkan konsentrasi plasma dan AUC diklofenak.
- Diklofenak meningkatkan konsentrasi plasma digoksin, metotreksat, siklosporin dan litium sehingga meningkatkan toksisitasnya.
- Diklofenak menurunkan aktivitas obat-obatan diuretik.
Ø Kemasan:
Natrium Diklofenak 25 mg Tablet Salut Enterik
Dus berisi 5 strip @ 10 tablet
Natrium Diklofenak 50 mg Tablet Salut Enterik
Dus berisi 5 strip @ 10 tablet
Natrium Diklofenak 25 mg Tablet Salut Enterik
Dus berisi 5 strip @ 10 tablet
Natrium Diklofenak 50 mg Tablet Salut Enterik
Dus berisi 5 strip @ 10 tablet
Ø Penyimpanan:
Simpan di tempat yang sejuk dan kering serta terlindung dari cahaya.
Simpan di tempat yang sejuk dan kering serta terlindung dari cahaya.
Ø Jenis:
Tablet
Produsen: PT Kimia Farma
Produsen: PT Kimia Farma
3. Kalium
Diklofenak
Ø Indikasi
Sebagai pengobatan jangka pendek untuk kondisi – kondisi akut sebagai berikut:
- Nyeri inflamasi setelah trauma, seperti karena terkilir.
- Nyeri dan inflamasi setelah operasi, seperti operasi tulang atau gigi.
- Sebagai ajuvan pada nyeri inflamasi yang berat dari infeksi telinga, hidung atau tenggorokan, misalnya faringotonsilitis, otitis. Sesuai dengan prinsip pengobatan umum, penyakitnya sendiri harus diobati dengan terapi dasar. Demam sendiri bukan suatu indikasi.
Sebagai pengobatan jangka pendek untuk kondisi – kondisi akut sebagai berikut:
- Nyeri inflamasi setelah trauma, seperti karena terkilir.
- Nyeri dan inflamasi setelah operasi, seperti operasi tulang atau gigi.
- Sebagai ajuvan pada nyeri inflamasi yang berat dari infeksi telinga, hidung atau tenggorokan, misalnya faringotonsilitis, otitis. Sesuai dengan prinsip pengobatan umum, penyakitnya sendiri harus diobati dengan terapi dasar. Demam sendiri bukan suatu indikasi.
Ø Kontra
Indikasi:
- Tukak lambung
- Hipersensitif terhadap zat aktif]
- Seperti halnya dengan anti inflamasi non steroid lainnya, kalium diklofenak dikontraindikasikan pada pasien dimana serangan asma, urtikaria atau rhinitis akut ditimbulkan oleh asam asetilsalisilat atau obat-obat lain yang mempunyai aktivitas menghambat prostaglandin sintetase .
- Tukak lambung
- Hipersensitif terhadap zat aktif]
- Seperti halnya dengan anti inflamasi non steroid lainnya, kalium diklofenak dikontraindikasikan pada pasien dimana serangan asma, urtikaria atau rhinitis akut ditimbulkan oleh asam asetilsalisilat atau obat-obat lain yang mempunyai aktivitas menghambat prostaglandin sintetase .
Ø Komposisi:
-
Kalium
Diklofenak 25 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung Kalium Diklofenak 25 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung Kalium Diklofenak 25 mg
-
Kalium
Diklofenak 50 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung Kalium Diklofenak 50 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung Kalium Diklofenak 50 mg
Ø Cara Kerja
Obat
Kalium
diklofenak adalah suatu zat anti in flamasi non steroid dan mengandung garam
kalium dari diklofenak. Tablet kalium diklofenak memiliki
mula kerja yang cepat. Penghambatan biosintesa prostaglandin, yang telah
dibuktikan pada beberapa percobaan, mempunyai hubungan penting dengan mekanisme
kerja kalium diklofenak. Prostaglandin mempunyai peranan penting sebagai
penyebab dari inflamasi, nyeri dan demam. Pada percobaan-percobaan klinis
Kalium Diklofenak juga menunjukkan efek analgesik yang nyata pada nyeri sedang
dan berat. Dengan adanya inflamasi yang disebabkan oleh trauma atau setelah
operasi, kalium diklofenak mengurangi nyeri spontan dan nyeri pada waktu
bergerak serta bengkak dan luka dengan edema.
Ø Dosis
-
Dewasa:
Umumnya takaran permulaan untuk dewasa 100-50 mg sehari.
- Pada kasus-kasus yang sedang, juga untuk anak-anak di atas usia 14 tahun 75-100 mg sehari pada umumnya mencukupi.
Dosis harian harus diberikan dengan dosis terbagi 2-3 kali.
Umumnya takaran permulaan untuk dewasa 100-50 mg sehari.
- Pada kasus-kasus yang sedang, juga untuk anak-anak di atas usia 14 tahun 75-100 mg sehari pada umumnya mencukupi.
Dosis harian harus diberikan dengan dosis terbagi 2-3 kali.
-
Anak-anak:
Tablet kalium diklofenak tidak cocok untuk anak-anak.
Tablet kalium diklofenak tidak cocok untuk anak-anak.
BAB 1V
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.
Tablet
bersalut enterik adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut yang relative
tidak larut dalam asam lambung, tetapi larut dan hancur dalam lingkungan basa
usus halus.
2.
Formulasi tablet salut enteric diperlukan
zat tambahan berupa zat pengisi, zat pengikat, zat penghancur, dan zat pelicin. .
Zat pengisi dimaksudkan untuk
memperbesar volume tablet biasanya digunakan Saccharum Lactis, zat
pengikat dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak,
dapat merekat biasanya digunakan adalah Solutio Methylcellulosum 5%., zat penghancur dimaksudkan agar tablet
dapat hancur dalam perut biasanya yang digunakan adalah Amylum Manihot kering, zat
pelicin dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan.
biasanya digunakan Talcum 5%.
3. Pembuatan tablet salut enteric
dapat dibuat dengan metode granulasi basah dan granulasi kering. Tablet di
buat salut enteric dengan tujuan menunda pelepasan obat
di tempat aksi yang dituju, umumnya di usus halus melindungi lambung dari
obat-obat yang bersifat iritan, melindungi dari obat-obatan yang tidak stabil .
4. Tablet salut enteric ada berbagai macam contohnya,
antara lain yaitu dulcolax, natrium
diklofenak, serta kalium diklofenak.
DAFTAR
PUSTAKA
Anief.
Moh, 1988. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, Universitas Gajah Mada
Press, Yogyakarta
Ansel
C. Howard, 1982. Introduction to pharmacentical dosage forms, Lea and febiger,
philadelphia.
Departemen
Kesehatan RI, 1966. Formularium nasional, edisi I, Jakarta
Departemen Kesehatan
RI, 1979. Farmakope Indonesia, edisi III, Jakarta
Aulton, M, E. 1988.
Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design. Churchill Livingstone Inc.
New York.
Lachman, L.,
Lieberman A. H. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III.
Universitas Indonesia Press : Jakarta
<3<3<3SEMOGA MAKALAH INI DAPAT MEMBANTU <3 <3 <3
0 komentar:
Posting Komentar