Rabu, 30 Oktober 2019

Oktober 30, 2019

MAKALAH FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT           
TABLET SALUT ENTERIK




BAB 1
 PENDAHULUAN

1.      Latar belakang
Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati dalam dosis layak dapat  menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut gejalanya Kerja farmakologi senyawa obat berhubungan dengan kadar obat dalam tubuh yang ditentukan oleh berbagai macam faktor, antara lain: karakteristik individu (ras, bobot badan, keadaan fisiologis, dll.), rute pemberian , bentuk sediaan obat ya ng diberikan, dll.  Dua Faktor yang terakhir berkaitan dengan ketersediaan hayati yang dapat dihasilkan oleh masing-masing rute pemberian dan sediaan obat tersebut.
Sehubungan dengan masalah ketersediaan hayati tersebut di atas, maka untuk mendapatkan efek terapeutik yang sama atau kadar obat dalam tubuh yang sama, dosis yang harus diberikan pada tiap rute dan bentuk sediaan obat harus disesuaikan. Khusus untuk sediaan-sediaan yang lepas segera seperti sediaan tablet salut enterik.
2.      Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud  tablet salut enterik?
2.      Apa syarat bahan penyalut enterik?
3.      Apa tujuan penyalutan enterik ?
4.      Apa permasalah yang timbul dalam penyalutan?
5.      Bagaimana formulasi tablet salut enterik?
6.      Bagaimana cara pembutan tabet salut enterik?
7.      Apa sajakah yang menjadi contoh tablet salut enterik
3.      Tujuan
1.      Mengetahui pengertian tablet salut enterik
2.      Mengetahui syarat bahan penyalut enterik
3.      Mengetahui tujuan penyalutan enterik
4.      Mengetahui permasalah yang timbul dalam penyalutan
5.      Mengetahui formulasi tablet salut enterik
6.      Mengetahui cara pembuatan tablet salut enterik
7.      Mengetahui berbagai macam contoh tablet salut enterik


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tablet menurut FI adalah sediaan padat kompak , dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler. Kedua permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (farmakope Indonesia edisi III,1979).
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata atau cembung  rangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih  dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat pembasah atau  zat lain yang cocok (Ansel, 1982).
Tablet baik digunakan untuk tujuan pengobatan lokal atau sistemik.  Pengolongan tablet untuk pengobatan lokal misalnya : (Anief,1988 :210)
                       1.         Tablet untuk vagina, berbentuk seperti amandel, oval dan digunakan  sebagai  anti infeksi, anti fungi, penggunaan hormone secara lokal.
                       2.         Lozenges, trochisci, digunakan untuk efek lokal di mulut dan di tenggorokan,  umumnya digunakan sebagai anti infeksi.
Pengobatan untuk mendapatkan efek sistemik, selain tablet biasa yang ditelan masuk perut terdapat pula yang lain seperti : (Anief, 1988 : 210-211)
                       1.         Tablet bukal, digunakan dengan cara dimasukkan di antara pipi dan gusi dalam rongga mulut, biasanya berisi hormon steroid, absorpsiterjadi melalui mukosa mulut masuk peredaran darah.
                       2.         Tablet sublingual, digunakan dengan jalan dimasukkan di bawah lidah, biasanya berisi hormon steroid. Absorbsi terjadi mukosa masuk peredaran darah. Tablet nitroglycerinum juga merupakan tablet sublingual karena cepat memberi efek pada jantung dan bila melalui lambung akan rusak.
                       3.         Tablet implantasi, berupa pellet, bu;at atau oval pipih, steril dimasukkan secacara implantasi dalam kulit badan. Sedangkan tablet hipodermik dilarutkan dalam air steril untuk injeksi untuk disuntikkan di bawah kulit.
Tablet digolongkan berdasarkan metode pembuatan, berdasarkan distribusi obat dalam tubuh, berdasarkan jenis bahan penyalut. Penyalutan tablet bertujuan melindungi zat aktif dari udara, kelembapan, atau cahaya ; menutup rasa dan bau yang tidak enak; membuat penampilan lebih baik; dan mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna. Tablet salut terdiri atas beberapa macam yaitu tablet salut biasa (dragee), tablet salut selaput(film-coated tablet), tablet salut enterik ( enteric-coated tablet), tablet lepas lambat ( sustained-release tablet) (Syamsuni, ).
Tablet harus memenuhi syarat sebagai berikut:  (Formularium nasional edisi .I, 1966)
a)      Keseragaman Ukuran
Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 Vz tebal tablet.
b)      Keseragaman Bobot
Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut: Timbang 20 tablet, hitung bobot  rata-rata  tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh dari 2 tablet yang masing- masing bobotnya menyimpang dari  bobot rata-ratanya lebih  besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak 1 tablet pun yang  bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, maka dapat  digunakan 10 tablet; tidak 1 tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak 1 tablet pun  yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata - rata yang ditetapkan kolom B.
c)      Waktu hancur tablet tidak bersalut enterik
Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal  di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut. Kecuali  dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih  dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut  selaput. Jika tablet  tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan tablet satu persatu, kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun.
     Tablet bersalut gula adalah tablet yang disalut dengan larutan gula atau zat lain yang cocok dengan atau tanpa penambahan zat warna. Tablet besalut kempa adalah adalah tablet yang disalut dengan kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri dari laktosa, kalsium fosfat atau zat lain yang cocok. Tablet bersalut selaput adalah tablet yang disalut dengan lapisan yang dimuat dengan cara pengendapan zat penyalut dari pelarut yang cocok. Tablet bersalut enterik adalah  tablet yang disalut dengan  zat penyalut yang relatif  tidak larut dalam asam lambung, tetapi larut dan hancur dalam lingkungan basa usus halus (farmakope Indonesia edisi III, 1979).


                                           


BAB III
PEMBAHASAN

1.      Pengertian tablet salut enterik
                Tablet bersalut enterik adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut yang relative tidak larut dalam asam lambung, tetapi larut dan hancur dalam lingkungan basa usus halus. Disebut juga tablet lepas tunda  jika obat dapat rusak atau inaktif karena cairan lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung, diperlukan penyalut enteric yag bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung.

2.      Syarat bahan penyalut enterik
 Suatu bahan penyalut enterik yang baik harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
                     1.         Tahan terhadap cairan lambung.
                     2.         Rentan terhdap cairan usus atau permeable terhadap cairan usus.
                     3.         Dapat bercampur dengan sebagai besar komponen larutan penyalut dan bahan dasar obat.
                     4.         Stabil dalam bentuk tunggalnya atau di dalam larutan penyalut.Lapisan tipis ini tidak mudah berubah terhadap penyimpanan.
                     5.          Membentuk lapisan tipis.
                     6.         Tidak toksis.
                     7.          Biayanya murah.
                     8.         Mudah di pakai tanpa harus menggunakan alat.
                     9.          Dapat dengan mudah dicetak atau lapisan tipis dapat digunakan pada tablet yang tidak ditatah. (Lachman.L,1994)
3.      Tujuan penyalutan enterik
Beberapa alasan penting untuk bahan penyalut enterik adalah sebagai berikut :
                               1.         Untuk melindungi obat-obat yang tidak tahan asam terhadap cairan lambung, misalnya enzim-enzim dan beberapa antibiotik tertentu.
                               2.         Untuk mencegah nyeri pada lambung atau mual karena iritasi dari suatu bahan obat ,misalnya natrium salisilat
                               3.         Untuk melepaskan obat agar di dapat efek local di dalam usus,seperti antiseptic usus dapat melepaskan bentuk obatnya hanya di usus dan menghindari penyerapan sitemis dalam lambung.
                               4.         Untuk melepaskan obat-obat yang diserap secara optimal di dalam usus halus sebagai penyerapan.
                               5.         Untuk memberikan suatu komponen yang penglepasannya di tunda sebagai aksi ulang dari tablet. (Lachman.L,1994)
4.      Permasalah yang Timbul dalam Penyalutan
                                 1.         Pengupilan (picking) adalah pelepasan fragmen lapis tipis penyalut dari permukaan tablet yang disalut.
a.       Penyebabnya adalah :
·         Pengeringan yang tidak cukup baik
·         Penyemprotan yang dilakukan berlebihan
b.      Pencegahannya :
·         Dengan menurunkan kecepatan penyemprotan
·         Meningkatkan suhu pengeringan, menurunkan konsentrasi larutan penyalut
·         Penambahan gula lebih dari 10% dari bobot polimer dalam larutan.

                                 2.         Keretakan : terlihat selama penyalutan atau penyimpanan tablet yang sudah disalut.
a.       Penyebabnya :
·         Tegangan di dalam lapisan penyalut lebih besar dari rentang dan adhesi dari larutan penyalut.
b.      Pencegahannya :
·         Penambahan plasticizer lebih dari 20% berat HPMC
·          Menggunakan HPMC viskositas tinggi
·         Memperbaiki kerapuhan tablet inti

                                 3.         Pembentukan jembatan : hal ini terjadi karena pengaruh adhesi pada permukaan tablet yang bergaris atau ada huruf logo yang terletak pada permukaan. Pencegahan dengan penambahan PEG 6000 dalam jumlah 20-30% dari berat HPMC.
                                 4.         Burik (molting) : cacat dimana warna tidak terkontribusi secara homogen pada permukaan tablet. Pencegahannya dengan mendispersikan zat warna secara homogen dalam larutan penyalut.

                                 5.         Pengelupasan (orange peel) merupakan tahap lanjut dari tahap pengupilan.

a.       Penyebab :
·         Formula larutan penyalut yang tidak sesuai
·         Operasi penyalutan yang tidak baik
·         Terjadi penetesan larutan dari alat penyemprot
b.      Pencegahan :
·         Menurunkan konsentrasi polimer
·         Menurunkan kecepatan penyemprotan

                                 6.         Variasi warna antar tablet hal ini terjadi karena variasi antar tablet dari sejumlah tablet yang disalut.
a.       Pencegahan :
·         Pengaturan formulasi larutan penyalut
·         Digunakan penyalutan dengan prinsip ”fluidized bed”
(Aulton, 1988).
               


5.      Formulasi tablet salut enterik
Untuk membuat tablet diperlukan zat tambahan berupa zat pengisi, zat pengikat, zat penghancur, dan zat pelicin. Zat pengisi dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet (Biasanya digunakan Saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii Phoshas, Calcii Carbonas dan zat lain yang cocok). Zat pengikat dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat (Biasanya digunakan adalah mucilage Gummi Arabica 10 - 20% (panas), Solutio Methylcellulosum 5%). Zat penghancur, dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut (Biasanya yang digunakan adalah Amylum Manihot kering, Gelatinum, Agar - agar. Natrium Alginat). Zat pelicin, dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan. Biasanya digunakan Talcum 5%, Magnesii Stearas, Acidum Stearanicum. Zat Penyalut mengandung bahan yang akan dilekatkan ke permukaan tablet, dan juga mengandung pelarut yang bertindak sebagai pembawa bahan-bahan tersebut. Pelarut ini harus dihilangkan selama proses penyalutan.
Sebagai bahan salut enteric adalah campuran serbuk lilin karnauba atau asam stearat dan serabut tumbuh-tumbuhan dari agar-agar atau kilit pohon elm. Bila tablet ditelan, serabut tersebut akan menghisap air, mengembang dan terjadi proses penghancuran. Dengan mengatur rasio serabut tumbuh-tumbuhan dan mengubah tebalnya salut, waktu hancur yang diperlukan dan dikontrol. Penyalut enteric yang memuaskan ialah dengan Cellulose Acetatis Phthalatum. Tablet salut enteric adalah tablet yang disalut dengan zat yang relatif tidak larut dalam asam lambung, tetapi larut dalam usus halus.
Penyalut enteric dimaksutkan agar obatnya tidak mengitir perut, dikehendaki agar obat berkhasiat dalam usus dseperti antelmintika, menghindari obat menjadi inaktif dalam cairan lambung, yaitu karena pH rendah atau dirusak  enzim digestif dalam perut.
6.      Pembuatan tablet salut enterik
Siapkan kondisi ruang produksi pada grey area/kelas III, syarat (CPOB 2001 lampiran 3.10a hal 60). Jumlah cemaran partikel/m3 µm max sebanyak 3,5 juta, cemaran partikel/m3 > 5µm max sebanyak 20 ribu, jumlah cemaran mikroba/m3 max sebanyak 500, efisiensi saringan 95%, pertukaran udara >20 kali/jam, temperature 250C, humidity 55%.
Siapkan peralatan. Alat sudah dibersihkan dengan aqua, typol 0,1%, EtOH 75% dan terakhir aqua kembali. Beri label telah dibersihkan. Set peralatan sesuai dengan master formula untuk produk yang akan diproduksi. Beri label siap digunakan.
karyawan harus sehat dan tidak berpenyakit menular. Di ruang ganti pakaian, karyawan harus melepas sepatu, mencuci tangan dengan menggunakan cairan anti septic khusus, keringkan lalu mengganti pakaian rumah dengan pakaian khusus produksi, kenakan tutupm kepala, sarung tangan dan masker. Karyawan masuk ke ruang produksi melalui air lock dengan kaki kanan, kenakan sepatu khusus, lalu kaki kiri dan kenakan juga sepatu khusus.
Bahan pengemas primer diambil dari gudang dalam kemasan sesuai master formula/CPB produk yang akan diproduksi. Kirim ke ruang produksi melalui air lock khusus bahan kemasan primer.
Bahan baku diambil dari gudang bahan baku. Kirim ke ruang penimbangan timbang sesuai master formula
Bahan kemas skunder diambil dari gudang bahan kemas sesuai master formula/CPB produk yang akan diproduksi. Kirim ke ruang packing skunder. Cek nomor batch dan tanggal ED sesuai master formula
Diruang produksi dapat membuat tablet dengan cara :
a.       Granulasi basah
1.      Zat aktif + pengikat + penghancur dalam + pengisi, mixing dalam litterfold lodige machine 1500 rpm selama 30 menit.
2.      Alcohol sebagai pembasah disemprot melalui mikropiston ke dalam mesin sehingga di dapat masa lembab seperti butiran salju
3.      Masa dimasukkan ke dalam oscilating granulatory dan dilewatkan hingga didapat granul dengan ukuran 40 mesh.
4.      Granul basah dihisap melalui pompa vakum masuk ke fluid bed dryer selama 30 menit, temperature 600C, tekanan 30-50 psig
5.      Granul kering yang didapat, dihisap melalui vakum, dilewatkan oscilating granulatory hingga didapat granul dengan ukuran 60 mesh.
6.      Pindahkan ke storage tank, beri label Quarantine dan lakukan IPC :
·         Homogenitas
·         Granulatory
·         Kecepatan alir
·         Kelembaban
·         Bobot jenis
7.      Setelah lulus uji release, lakukan campur kering, granul ditambah penghancur luar + pelincir, mix didrum roller barrel 150 rpm 30 menit. (seharusnya 25 rpm selama 5 – 10 menit.jika lebih 10 menit sifat alirnya jadi hilang) (Pharmaceutical Dosage Forms Tablet Vol 2, 2nd Edition,Herbert A Lieberman,Leon Lachman . Marcel Dekker Inc,1989 NewYork
8.      Pindahkan ke ruang cetak, masukkan dalam corong mesin cetak tablet JCMCO yang dilengkapi dengan 23 punch dan 2 hoppler dengan kapasitas 50 ribu tablet/jam. Cetak dengan tekanan 4 ton/inch linear dengan permukaan punch rata ukuran 5/8 inch.
9.      Tiap 15 menit lakukan kembali IPC
b.      Granulasi kering
1.      Zat aktif + pengikat + pengisi + ½ fase luar, mixing dalam diosna machine, 1500 rpm selama 30 menit
2.      Lakukan slugging dengan menggunakan chilsonator dengan penekanan 10 ton sehingga didapat granul 60 mesh. Pecahkan slug dan dilewatkan pada oscilating granulatory hingga didapat granul dengan ukuran 60(8) mesh
3.      Lakukan slugging dan pecahkan berulang hingga didapatkan granul dengan flowbility, kompresibilitas dan anti adheren yang baik.
4.      Pindahkan ke storage tank, beri label Quarantine dan lakukan IPC :
·         Homogenitas
·         Granulatory
·         Kecepatan alir
·         Kelembaban
·         Bobot jenis
5.      Setelah lulus uji release, lakukan campur kering, granul ditambah ½ fase luar, mix di drum roller barrel 150 rpm 30 menit.25 RPM SELAMA 10 MENIT.
6.      Pindahkan ke ruang cetak, masukkan dalam corong mesin cetak tablet JCMCO yang dilengkapi dengan 23 punch dan 2 hopper dengan kapasitas 50 ribu tablet/jam. Cetak dengan tekanan 4 ton/inch linear dengan permukaan punch rata ukuran 5/8 inch.
7.      Tiap 15 menit lakukan kembali IPC
c.       Cetak langsung
1.      Zat aktif + pengikat + pengisi + ½ fase luar, mixing dalam diosna machine, 1500 rpm selama 30 menit.
2.      Pindahkan ke storage tank, beri label Quarantine dan lakukan IPC :
·         Homogenitas
·         Granulatory
·         Kecepatan alir
·         Kelembaban
·         Bobot jenis
3.      Setelah lulus uji release, lakukan campur kering, granul ditambah ½ fase luar, mix di drum roller barrel 150 rpm 30 menit. (seharusnya 25 rpm selama 5 – 10 menit.jika lebih 10 menit sifat alirnya jadi hilang) (Pharmaceutical Dosage Forms Tablet Vol 2, 2nd Edition,Herbert A Lieberman,Leon Lachman . Marcel Dekker Inc,1989 NewYork
4.      Pindahkan ke ruang cetak, masukkan dalam corong mesin cetak tablet JCMCO yang dilengkapi dengan 23 punch dan 2 hoppler dengan kapasitas 50 ribu tablet/jam. Cetak dengan tekanan 4 ton/inch linear dengan permukaan punch rata ukuran 5/8 inch.
5.      Tiap 15 menit lakukan kembali IPC:
·         Keseragaman ukuran
·         Keseragaman bobot
·         Keseragaman kandungan
6.      Tiap 30   menit lakukan kembali uji IPC
·         Uji kekerasan tablet
·         Friabilitas
7.      Pada akhir pencetakan, karantina lakukan uji
·         Keseragaman kandungan
·         Disolusi tablet
8.      Bila lulus uji release, produk ruahan (ANTARA) dibawa keruang penyalutan
9.      Peralatan penyalutan telah disiapkan dan telah diberi label telah dibersihkan. Accela cota 24 inch dengan standar 2 pengatur aliran, sistem semprot otomatisasi udara dengan lubang 0,04 inch, sistem pompa, panci penyalut.
10.  Set dengan kondisi : kecepatan panci 12-15 rpm, temperature udara mengalir selama proses 300C, tekanan automatisasi 30-50 psig. Beri label telah siap digunakan.
11.  CAP dilarutkan dalam etil alcohol, sorbiton mono oleat dan aseton. Larutan dihubungkan dengan piston.
12.  Tablet dimasukkan kedalam panci penyalut. Bila kondisi telah tercapai, atur kecepatan 12-15 rpm, semprotkan penyalut dengan tekanan automatisasi 30-50 psig hingga didapat penyalut dengan bobot 10% dari bobot sediaan tablet.
13.  Bila proses penyalutan telah selesai, karantina dan lakukan IPC
·         Estetika
·         Keseragaman bobot
·         Disolusi tablet
·         Waktu hancur
14.  Bila lulus uji release, produk ruahan dibawa ke ruang stripping (kemasan primer). Strip (I strip a 4 tablet atau 10 tablet) dengan menggunakan stripping chuan shiang machine. Ruangan bersuhu 240C dan kelembaban 60-70%.
15.  Tiap 15 menit lakukan IPC
·         Uji kebocoran
·         Uji estetika
·         Stabilitas sediaan
·         Pengambilan produk untuk retain sample
16.  Bila lulus uji, produk yang tersusun pada rak khusus dikirim ke packing skunder. Strip dimasukkan ke inner box a 10 strip, lalu masukkan ke outer box. Beri no register, batch dan ED pada outer box. Cheking akhir.
17.  Kirim ke gudang produk jadi. Lakukan serah terima dari bagian produksi ke bagian logistik.

7.      Contoh tablet salut enterik
Tablet salut enterik adalah contoh bentuk modifikasi pelepasan obat, yang didesain lepas di usus. Sebagai contoh aspirin mengiritasi mukosa lambung. Salut enterik mencegah lepas dan rusaknya obat dalam pH rendah di lambung. Tablet akan lepas di pH yang lebih tinggi di usus. Obat dalam bentuk salut enterik yang banyak beredar di pasaran adalah Dulcolax, Natrium Diklofenak, Kalium Diklofenak.
1.      Dulcolax
Ø  Indikasi:
Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi. Untuk persipan prosedur diagnostik, terapi sebelum dan sesudah operasi dalam kondisi untuk mempercepat defeksi
Ø  Kontra Indikasi:
Pada pasien ileus, abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut seperti usus buntu, penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada pasien yang diketahui hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam produk
Ø  Komposisi:
1        tablet salut enterik mengandung 5 g:
2        4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane (=bisacodil)
Ø  Zat tambahan:
laktosa, pti jagung, gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia, titanium dioksida, eudragit L100 dan S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-oksida kuning, beeswax white, carnauba wax, shellac.
Ø  Cara Kerja Obat:
Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil metan. Sebagai laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive laxative), DULCOLAX merangsang gerakan peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar, dan meningkatkan akumulasi air dan alektrolit dalam lumen usus besar.
Ø  Dosis dan Cara Pemberian:
Kecuali ditentukan lain oleh dokter dosis yang dianjurkan adalah:
a.       Untuk Konstipasi Tablet Salut Enterik
o   Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun: 2 - 3 tablet (10 - 15 mg) sekali sehari.
o   Anak-anak 6 - 12 tahun: 1 tablet (5 mg) sekali sehari. Anak-anak di bawah 6 tahun: konsultasi dengan dokter atau dianjurkan memakai supositoria anak.  Tablet salut enterik sebaiknya diminum pada malam hari untuk mendapatkan hasil evakuasi pada esok paginya. Tablet mempunyai lapisan khusus, oleh karena itu tidak boleh diminum bersama-sama dengan susu atau antasida. Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya.
b.      Untuk Persiapan Prosedur Diagnostik dan Sebelum Operasi
Bila DULCOLAK digunakan pada pasien untuk persiapan pemeriksaan radiografik abdomen atau persiapan sebelum operasi, maka penggunaan tablet DULCOLAX harus dikombinasi dengan supositoria, agar didapat evakuasi yang sempurna dari usus. Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 2 - 4 tablet pada malam sebelumnya dan 1 sipositoria pada esok paginya.
Ø  Peringatan dan Perhatian:
Sebagaimana halnya laktasit lainnya, DULCOLAX tidak boleh diberikan setiap hari dalam waktu yang sama. Jika pasien setiap hari membutuhkan laktasif, harus diketahui penyebab terjadinya konstipasi. Penggunaan berlebihan dalam waktu lama dapat menyebabkanketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan hipokalemia, dan dapat mengendapkan onset konstipasi balik. Pusing dan/atau syncope telah dilaporkan pada pasien yang menggunakan DULCOLAX. Detail yang ada menunjukkan bahwa kejadian tersebut akan terus berlanjut dengan berkurangnya kekuatan untuk defekasi (defecation syncope), atau dengan respon vasovagal terhadap sakit perut yang dapat berhubungan dengan konstipasi yang mendesak pasien tersebut terpaksa menggunakan laktasif dan tidak perlu menggunakan DULCOLAX. Penggunaan supositoria dapat menyebabkan sensasi rasa sakit dan iritasi lokal, kuhusnya pada fisura anus dan proktitis ulserativa. Anak-anak tidak boleh menggunakan DULCOLAX tanpa petunjuk dokter.

Ø  Masa Hamil dan Menyusui
Pengalaman menunjukkan tidak ada bukti efek samping yang berbahaya selama kehamilan. Namun demikian, seperti halnya obat lain, penggunaan DULCOLAX selama kehamilan harus dengan petunjuk medis. Belum diketahui apakah bisacodiyl menembus air susu ibu atau tidak. Oleh karena itu, penggunaan DULCOLAX selama menyusui tidak dianjurkan.
Ø  Efek Samping:
Sewaktu menggunakan DULCOLAX, dapat terjadi rasa tidak enak pada perut termasuk kram, sakit perut, dan diare. Reaksi alergi, termasuk kasus-kasus angiooedema dan reaksi anafilaktoid juga dilaporkan terjadi sehubungan dengan pemberian DULCOLAX.
Ø  Interaksi:
Penggunaan bersamaan dengan diuretik atau adreno-kortikoid dapat meningkatkan risiko ketidakseimbangan elektrolit jika DULCOLAX diberikan dalam dosis berlebihan.
Ketidaseimbangan elektrolit dapat mengakibatkan peningkatan sensitivitas glikosida jantung.
Ø  Overdosis:
v  Gejala
Bila dosis DULCOLAX terlalu tinggi, maka dapat terjadi diare, kram perut dan berkurangnya kadar kalium serta elektrolit lainnya secara nyata.
Overdosis kronis DULCOLAX dapat menyebabkan diare kronis, sakit perut, hipokalemia, hiperaldosteronisme dan batu ginjal. Kerusakan tubulus ginjal, alkalosis metabolik dan kelelahan otot akibat hipokalemia juga terjadi pada penyalahgunaan laktasif kronis.
Ø  Terapi
Dalam waktu yang singkat setelah minum DULCOLAX, penyerapan DULCOLAX dapat dikurangi atau dicegah dengan memaksa untuk muntah atau kuras lambung. Dalam hal ini mungkin diperlukan penggantian cairan dan perbaikan keseimbangan elektrolit. Ini sangat diperlukan pada pasien usia lanjut dan muda. Pemberian antipasmodik mungkin ada manfaatnya.
Ø  Penyimpanan:
Simpan pada suhu 25 - 30 derajat C dan lindungi dari cahaya. Simpan di tempat yang maan, jauhkan dari jangkauan anak-anak
2.      Natrium Diklofenak
Ø  Indikasi:
Pengobatan akut dan kronis gejala-gejala reumatoid artritis, osteoartritis dan ankilosing spondilitis.
Ø  Kontra Indikasi:
- Penderita yang hipersensitif terhadap diklofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau NSAIA lain.
- Penderita tukak lambung.
Ø  Komposisi:
Natrium Diklofenak 25 mg Tablet Salut Enterik
Tiap tablet salut enterik mengandung: Natrium Diklofenak 25 mg.
Natrium Diklofenak 50 mg Tablet Salut Enterik
Tiap tablet salut enterik mengandung: Natrium Diklofenak 50 mg.
Ø  Cara Kerja Obat:
Diklofenak adalah golongan obat non steroid dengan aktivitas anti inflamasi, analgesik dan antipiretik. Aktivitas diklofenak dengan jalan menghambat enzim siklo-oksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat.
Ø  Efek Samping:
- Efek samping yang umum terjadi seperti nyeri/keram perut, sakit kepala, retensi cairan, diare, nausea, konstipasi, flatulen, kelainan pada hasil uji hati, indigesti, tukak lambung, pusing, ruam, pruritus dan tinitus.
- Peninggian enzim-enzim aminotransferase (SGOT, SGPT) hepatitis.
- Dalam kasus terbatas gangguan hematologi (trombositopenia, leukopenia, anemia, agranulositosis).
Ø  Peringatan dan Perhatian:
- Hati-hati penggunaan pada penderita dekomposisi jantung atau hipertensi, karena diklofenak dapat menyebabkan retensi cairan dan edema.
- Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi ginjal, jantung, hati, penderita usia lanjut dan penderita dengan luka atau perdarahan pada saluran pencernaan.
-Hindarkan penggunaan pada penderita porfiria hati.
- Hati-hati penggunaan selama kehamilan karena diklofenak dapat menembus plasenta.
- Diklofenak tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena diklofenak diekskresikan melalui ASI.
- Pada anak-anak efektivitas dan keamanannya belum diketahui dengan pasti.
Ø  Dosis dan Cara Pemakaian:
- Osteoartritis : 2 - 3 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg.
- Reumatoid artritis : 3 - 4 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg.
- Ankilosing spondilitis : 4 kali sehari 25 mg ditambah 25 mg saat akan tidur.
  Tablet harus ditelan utuh dengan air, sebelum makan.
Ø  Interaksi Obat:
- Penggunaan bersama aspirin akan menurunkan konsentrasi plasma dan AUC diklofenak.
- Diklofenak meningkatkan konsentrasi plasma digoksin, metotreksat, siklosporin dan litium sehingga meningkatkan toksisitasnya.
- Diklofenak menurunkan aktivitas obat-obatan diuretik.
Ø  Kemasan:
Natrium Diklofenak 25 mg Tablet Salut Enterik
Dus berisi 5 strip @ 10 tablet
Natrium Diklofenak 50 mg Tablet Salut Enterik
Dus berisi 5 strip @ 10 tablet
Ø  Penyimpanan:
Simpan di tempat yang sejuk dan kering serta terlindung dari cahaya.
Ø  Jenis: Tablet
Produsen: PT Kimia Farma
3.      Kalium Diklofenak
Ø  Indikasi
Sebagai pengobatan jangka pendek untuk kondisi – kondisi akut sebagai berikut:
- Nyeri inflamasi setelah trauma, seperti karena terkilir.
- Nyeri dan inflamasi setelah operasi, seperti operasi tulang atau gigi.
- Sebagai ajuvan pada nyeri inflamasi yang berat dari infeksi telinga, hidung atau tenggorokan, misalnya faringotonsilitis, otitis. Sesuai dengan prinsip pengobatan umum, penyakitnya sendiri harus diobati dengan terapi dasar. Demam sendiri bukan suatu indikasi.
Ø  Kontra Indikasi:
- Tukak lambung
- Hipersensitif terhadap zat aktif]
- Seperti halnya dengan anti inflamasi non steroid lainnya, kalium diklofenak    dikontraindikasikan pada pasien dimana serangan asma, urtikaria atau rhinitis akut ditimbulkan oleh asam asetilsalisilat atau obat-obat lain yang mempunyai aktivitas menghambat prostaglandin sintetase .
Ø  Komposisi:
-          Kalium Diklofenak 25 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung Kalium Diklofenak 25 mg
-          Kalium Diklofenak 50 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung Kalium Diklofenak 50 mg
Ø  Cara Kerja Obat
          Kalium diklofenak adalah suatu zat anti in flamasi non steroid dan mengandung garam kalium dari diklofenak. Tablet kalium diklofenak memiliki mula kerja yang cepat. Penghambatan biosintesa prostaglandin, yang telah dibuktikan pada beberapa percobaan, mempunyai hubungan penting dengan mekanisme kerja kalium diklofenak. Prostaglandin mempunyai peranan penting sebagai penyebab dari inflamasi, nyeri dan demam. Pada percobaan-percobaan klinis Kalium Diklofenak juga menunjukkan efek analgesik yang nyata pada nyeri sedang dan berat. Dengan adanya inflamasi yang disebabkan oleh trauma atau setelah operasi, kalium diklofenak mengurangi nyeri spontan dan nyeri pada waktu bergerak serta bengkak dan luka dengan edema.
Ø  Dosis
-           Dewasa:
 Umumnya takaran permulaan untuk dewasa 100-50 mg sehari.
- Pada kasus-kasus yang sedang, juga untuk anak-anak di atas usia 14 tahun 75-100 mg sehari pada umumnya mencukupi.
Dosis harian harus diberikan dengan dosis terbagi 2-3 kali.
-              Anak-anak:
Tablet kalium diklofenak tidak cocok untuk anak-anak.


BAB 1V
KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Tablet bersalut enterik adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut yang relative tidak larut dalam asam lambung, tetapi larut dan hancur dalam lingkungan basa usus halus.
2.      Formulasi tablet salut enteric diperlukan zat tambahan berupa zat pengisi, zat pengikat, zat penghancur, dan zat pelicin. . Zat pengisi dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet biasanya digunakan Saccharum Lactis, zat pengikat dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat biasanya digunakan adalah Solutio Methylcellulosum 5%., zat penghancur dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut biasanya yang digunakan adalah Amylum Manihot kering, zat pelicin dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan. biasanya digunakan Talcum 5%.
3.  Pembuatan tablet salut enteric dapat dibuat dengan metode granulasi basah dan granulasi kering. Tablet di buat salut enteric dengan tujuan menunda pelepasan obat di tempat aksi yang dituju, umumnya di usus halus melindungi lambung dari obat-obat yang bersifat iritan, melindungi dari obat-obatan yang tidak stabil .
4. Tablet salut enteric ada berbagai macam contohnya, antara lain yaitu dulcolax, natrium  diklofenak, serta kalium diklofenak.



DAFTAR PUSTAKA

               Anief. Moh, 1988. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, Universitas Gajah Mada Press,       Yogyakarta
Ansel C. Howard, 1982. Introduction to pharmacentical dosage forms, Lea and febiger, philadelphia.
Departemen Kesehatan RI, 1966. Formularium nasional, edisi I, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia, edisi III, Jakarta
Aulton, M, E. 1988. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design. Churchill Livingstone Inc. New York.
Lachman, L., Lieberman A. H. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III. Universitas Indonesia Press : Jakarta



<3<3<3SEMOGA MAKALAH INI DAPAT MEMBANTU  <3 <3 <3



Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

0 komentar:

Posting Komentar