- Isoniazid
Sediaan:Tablet 300 mg
Cara Kerja Obat:
Isoniazid atau isonikotinil hidrazid
yang disingkat dengan INH. Isoniazid secara in vitro bersifat tuberkulostatik
(menahan perkembangan bakteri) dan tuberkulosid (membunuh bakteri). Mekanisme
kerja isoniazid memiliki efek pada lemak, biosintesis asam nukleat,dan
glikolisis. Efek utamanya ialah menghambat biosintesis asam mikolat (mycolic
acid) yang merupakan unsur penting dinding sel mikobakterium. Isoniazid
menghilangkan sifat tahan asam dan menurunkan jumlah lemak yang terekstrasi
oleh metanol dari mikobakterium. Isoniazid atau INH bekerja dengan menghambat
sintesa asam mikolinat yang merupakan unsur penting pembentukan dindis sel
mikobakterium tuberkulosis. Isoniazid aktif terhadap bakteri M. tuberculosis,
M. bovis, dan beberapa strain M. kansasii.
Indikasi:
Ø Pengobatan
dan pencegahan tuberkulosis, dalam bentuk pengobatan tunggal maupun kombinasi
dengan obat tuberkulosis lainnya.
Ø Pengobatan
infeksi mikobakterium non-tuberkulosis.
Kontra Indikasi :
Ø Penderita
penyakit hati akut.
Ø Penderita dengan riwayat kerusakan sel hati
disebabkan terapi isoniazid.
Ø Penderita
yang hipersensitif atau alergi terhadap isoniazid.
Dosis:
Oral (bentuk injeksi dapat digunakan
untuk pasien yang tidak dapat menggunakan sedían oral maupun karena masalah
absorbsi)
- Bayi
dan anak-anak :
- Pengobatan
pada LTBI (latent TB infection) : 10 – 20 mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis
terbagi (maksimal 300 mg/hari) atau 20 – 40 mg/kg (maksimal 900 mg/ dosis)
dua kali seminggu selama 9 bulan
- Pengobatan
infeksi TB aktif :
ü Terapi harian 10 – 15 mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis
terbagi (maksimal 300 mg/hari)
ü Dua
kali seminggu DOT (directly observed therapy) : 20 – 30 mg/kg (maksimal 900 mg)
- Dewasa
:
Pengobatan pada LTBI
(latent TB infection) : 300 mg/hari atau 900 mg dua kali seminggu selama 6-9
bulan pada pasien yang tidak menderita HIV (terapi 9 bulan optimal, terapi 6
bulan berkaitan dengan penurunan biaya terapi) dan 9 bulan pada pasien yang
Pengobatan infeksi TB aktif : Terapi harian 5 mg/kg/hari diberikan setiap hari
(dosis lazim : 300 mg/hari); 10 mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis terbagi pada pasien dengan penyakit yang telah menyebar. Dua kali
seminggu DOT (directly observed therapy) : 5 mg/kg (maksimal 900 mg); terapi 3
kali/minggu : 15 mg/kg (maksimal 900 mg)
Peringatan dan Perhatian :
ü Hati-hati
penggunaan Isoniazid pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati.
Pada penderita gangguan fungsi ginjal dosis isoniazid perlu diturunkan.
ü Hati-hati
penggunaan isoniazid pada penderita dengan riwayat psikosis, penderita dengan
risiko neuropati (seperti diabetes melitus), alkoholisme, malnutrisi, dan
penderita HIV.
ü Perlu
dilakukan pemeriksaan fungsi hati sebelum memulai terapi dan selama terapi
perlu dilakukan monitor fungsi hati secara berkala.
ü Hati-hati
penggunaan isoniazid pada ibu hamil dan ibu menyusui. Isoniazid diberikan bila
manfaat pengobatan lebih besar dari pada risiko bagi ibu dan bayi.
Efek Samping :
Efek Samping yang dapat
terjadi diantaranya neuritis perifer, neuritis optik, reaksi psikosis, kejang,
mual, muntah, kelelahan, gangguan pada lambung, gangguan penglihatan, demam,
kemerahan kulit, dan defisiensi vitamin B (pyridoxine). Efek Samping yang
berpotensi fatal adalah hepatotoksisitas (gangguan dan kerusakan sel hati).
- Rifampisin
Rifampulicin Kapsul 300
mg, Informasi obat kali ini akan menjelaskan jenis obat Tuberkulosis, lepra,
yang diantaranya menjelaskan dosis obat, komposisi atau kandungan obat, manfaat
atau kegunaan dan khasiat atau dalam bahasa medis indikasi, aturan pakai
Rifampulicin 300 Mg, cara minum/makan atau cara menggunakannya, juga akan
menerangkan efek samping atau kerugian, pantangan atau kontra indikasi serta
bahayanya, over dosis atau keracunan, dan farmakologi serta meknisme kerja dan
harga dari obat Rifampulicin 300 Mg, dan inilah penjelasannya
Indikasi: Tuberkulosis, lepra.
Kontra Indikasi: Sakit
kuning,Hipersensitif.
Perhatian
ü Hindari
melanjutkan terapi setelah pengakhiran pengobatan jangka panjang dan penggunaan
tidak teratur.
ü Penyakit
hati, alkoholisme, porfiria, epilepsi, masa hamil dan menyusui.
ü Bayi
prematur dan bayi baru lahir.
ü Hentikan
pengobatan pada kejadian trombositopenia, purpura, anemia hemolitikum, sesak
nafas, syok, gagal ginjal.
Efek Samping:
ü Warna
merah pada urin.Gangguan saluran pencernaan, meningkatnya enzim pada hati,
hepatitis, penyakit kuning, leukopenia, eosinofilia, sindroma flu dengan
komplikasi trombositopenia, purpura, anemia hemolitikum, sesak nafas, seperti
serangan asma, syok, gagal ginjal.
ü Pada
kasus tertentu : gastritis erosif, dermatitis eksfoliatif, sindroma Lyell,
reaksi pemfigoid.
Kategori Keamanan Kehamilan
Penelitian pada hewan
menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau
lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian
pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya
keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
Dosis Tuberkulosa :
ü dewasa
450-600 mg sekali sehari dikombinasi dengan obat antituberkulosis lain.
ü anak
berumur 12 tahun ke bawah : 10-20 mg/kg berat badan sekali sehari.
Dosis Lepra
:
600 mg sekali sebulan dikombinasi dengan
anti leprotik lainnya.
Pemberian Obat:
Dikonsumsi pada perut kosong (1 atau 2
jam sebelum/sesudah makan)
- Pirazinamid
Dosis anak" : Tablet 500mg
ü Terapi
harian :15-30 mg / kg PO qDay; tidak melebihi 2 g / hari
ü Dua
kali terapi mingguan :50 mg / kg PO dua kali seminggu; tidak melebihi 2 g /
dosis
Dosis pediatrik : Tablet 500 mg
ü Terapi
harian : 15-30 mg / kg PO qD; tidak melebihi 2000 mg / hari
ü Dua
kali terapi mingguan : 50 mg / kg / dosis; tidak melebihi 3000 mg / hari
Interaksi :
ü Rifampisin,
pirazinamid.Baik meningkatkan toksisitas yang lain oleh sinergisme
farmakodinamik. Hindari atau Gunakan Obat Alternatif. Hepatotoksisitas aditif.
ü isoniazid,
pyrazinamide. baik meningkatkan toksisitas lain oleh farmakodinamik sinergisme.
kecil / signifikansi tidak diketahui. aditif hepatotoksisitas.
Efek Samping:
ü 1-10%
: rasa tidak enak,Mual,muntah,Anoreksia,Arthralgia dan Myalgia
ü <1%
:Demam ,Ruam,Gatal,Jerawat, Fotosensitivitas, gout,disurea, Porphyria,
Thrombocytopenia, Hepatotoksisitas , Nefritis interstisial
Kontraindikasi :
Kerusakan hati berat, gout akut,
hipersensitivitas
- Etambutol
Anak : tablet 100mg dan 400mg
- Memberikan
informasi Tuberkulosis:
ü Pengobatan
TB awal: 15 mg / kgBB
ü Pengobatan
TB sebelumnya: 25 mg / kg PO qDay; setelah 60 hari, turun menjadi 15 mg / kg
- Administrasi
harian:
ü Pedoman
dari American Thoracic Society (ATS), Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit (CDC), dan Infectious Diseases Society of America (IDSA) :40-55 kg:
800 mg PO, 56-75 kg: 1.2 g PO , dan >75 kg: 1.6 g PO
- 3x
per administrasi minggu:
ü Pedoman
dari American Thoracic Society (ATS), Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit (CDC), dan Infectious Diseases Society of America (IDSA): 40-55 kg:
1.2 g PO ,56-75 kg: 2 g PO dan >75 kg: 2.4 g PO
Dosis Pediatrik : tablet 100mg dan 400mg
- Memberikan
informasi :
ü Penggunaan
tidak dianjurkan pada pasien <13 tahun, tetapi telah digunakan pada peds
ü Pedoman
dari American Thoracic Society (ATS), Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit (CDC), dan Infectious Diseases Society of America (IDSA): 15-20 mg /
kg / hari PO; tidak melampaui 1 G / hari atau 50mg / kg PO 2x / Minggu; tidak
melampaui 2.5 G / dosis
ü Pedoman
dari American Academy of Pediatrics (AAP): 15-25 mg / kg / hari PO; tidak
melampaui 1 G / hari atau 50 mg / kg PO 2x / minggu; tidak melebihi 2,5 g /
dosis
Efek
Samping:
Gout akut atau
hiperurisemia, Sakit perut, Anafilaksis, Anorexia, Kebingungan, disorientasi,
Demam, Sakit Kepala, LFT abnormalities, Malaise, Mual, Optik neuritis; gejala
mungkin termasuk menurun ketajaman, buta warna atau visual cacat (biasanya
revrsible dengan penghentian, Meskipun ireversibel kebutaan telah dilaporkan),
Perifer neuritis, Pruritis, Ruam dan Muntah.
Kontraindikasi :
Optik neuritis dan Hipersensitivita
- Streptomisin
Streptomisin adalah
obat yang termasuk kelompok aminoglycoside. Streptomycin ini bekerja dengan
cara mematikan bakteri sensitif, dengan menghentikan pemroduksian protein
esensial yang dibutuhkan bakteri untuk bertahan hidup.
Indikasi:
Untuk mengobati tuberculosis (TB) dan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri tertentu.
Dosis:
1-2 gr/hari melalui otot (intra
muscular) atau melalui pembuluh darah (intra vascular), dalam dosis terbagi.
Efek Samping:
Efek ototoxic (bisa menyebabkan
ototoxicity yang tidak dapat diubah, berupa kehilangan pendengaran, kepeningan,
vertigo); Efek renal (nephrotoxicity yang dapat diubah, gagal ginjal akut
dilaporkan terjadi biasanya ketika obat nephrotoxic lainnya juga diberikan);
Efek neuromuskular (penghambatan neuromuskular yang menghasilkan depresi
berturut-turut dan paralisis muskuler); reaksi hipersensitivitas.
Instruksi Khusus:
Ototoxicity dan nephrotoxicity yang
kemungkinan besar terdapat pada pasien geriatrik dan pasien yang mengalami
dehidrasi, pada pasien yang menerima dosis tinggi atau yang melakukan
pengobatan dalam jangka waktu panjang, mereka yang juga menerima atau yang
telah menerima obat ototoxic atau nephrotoxic lainnya. (Perhatikan pengawasan
konsentrasi serum dan atau puncak konsentrasi serum/rasio MIC pada pasien ini)
Gunakan dengan hati-hati pada pasien
dengan kondisi yang berhubungan dengan kelemahan otot (misalnya myasthenia
gravis, penyakit Parkinson), pasien yang telah memiliki disfungsi ginjal, kerusakan
vestibular atau cochlear.
0 komentar:
Posting Komentar